Federal Reserve AS baru-baru ini mengambil langkah signifikan dengan menyuntikkan dana sebesar US$16,81 miliar ke dalam sistem keuangan melalui mekanisme repurchase agreement (repo). Langkah ini merupakan bagian dari upaya bank sentral AS untuk menjaga likuiditas di pasar uang, khususnya menjelang akhir tahun ketika kebutuhan likuiditas cenderung meningkat.
Kebijakan tersebut diambil menyusul meningkatnya tekanan pada suku bunga pinjaman semalam (overnight lending rate). Dalam beberapa pekan terakhir, pasar repo—tempat lembaga keuangan saling meminjam dan meminjamkan dana dengan jaminan sekuritas seperti US Treasury—mengalami volatilitas yang cukup tajam.
Sebagai respons tambahan, Federal Reserve juga menyatakan rencananya untuk mulai membeli Treasury bills dalam jumlah besar, dengan estimasi mencapai sekitar US$600 miliar per bulan, yang dijadwalkan mulai berlaku pada 12 Desember. Langkah ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan cadangan yang memadai dalam sistem perbankan.

Federal Reserve menegaskan bahwa fokus utama kebijakan ini adalah menjaga kecukupan cadangan dan stabilitas pasar keuangan, terutama menjelang periode liburan akhir tahun yang kerap diwarnai oleh penurunan likuiditas. Sejumlah analis menilai pembelian aset tersebut sebagai langkah penting untuk meredakan ketegangan di pasar uang.
Lonjakan suku bunga pinjaman semalam dalam beberapa minggu terakhir telah memicu kekhawatiran di kalangan investor dan pelaku pasar. Banyak pihak menilai intervensi Federal Reserve sebagai langkah yang diperlukan untuk memastikan sistem keuangan tetap berfungsi secara normal. Seorang analis bahkan menyatakan, “Jika sistem perbankan AS tidak dapat beroperasi tanpa cadangan tambahan dari The Fed, hal ini mencerminkan adanya kerentanan struktural.”
Meski demikian, Federal Reserve menegaskan bahwa kebijakan ini tidak dapat disamakan dengan pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE). Bank sentral menekankan bahwa langkah tersebut semata-mata bertujuan menjaga kendali terhadap target suku bunga jangka pendek, bukan untuk mendorong stimulus ekonomi secara agresif.
Ke depan, pasar akan mencermati respons lanjutan Federal Reserve terhadap dinamika likuiditas yang masih berlanjut. Langkah-langkah selanjutnya berpotensi menjadi indikator penting arah kebijakan moneter AS, khususnya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan global.