Emas telah menjadi simbol kekayaan dan keamanan finansial selama berabad-abad. Dalam lanskap investasi modern, emas tetap menjadi pilihan utama untuk diversifikasi portofolio. Apalagi, lonjakan harga emas baru-baru ini—mencapai rekor lebih dari USD 2.944 per ons, per 19 Februari 2025.
Menjadi pendorong utama meningkatnya minat investor yang mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi sekaligus peluang keuntungan cepat.
Selain itu, emas kini lebih mudah diakses oleh berbagai kalangan investor. Tidak hanya tersedia melalui bank dan toko perhiasan, tetapi juga bisa dibeli di berbagai platform e-commerce maupun gerai ritel besar. Kemudahan ini mengubah cara investor individu berpartisipasi di pasar emas.
Namun, sebelum berinvestasi, penting untuk memahami berbagai cara berinvestasi emas dan kelebihan masing-masing. Berikut beberapa pilihan investasi emas yang dapat dipertimbangkan oleh pemula:
1. Emas Fisik
Investasi emas fisik adalah cara paling tradisional dan langsung untuk memiliki emas. Jenisnya mencakup:
Emas batangan – Biasanya memiliki kadar 99,99% (24 karat) dan tersedia dalam berbagai ukuran.
Koin emas koleksi – Bisa memiliki nilai tambahan karena kelangkaan atau desainnya.
Keuntungan utama emas fisik adalah kepemilikan langsung dan likuiditas tinggi. Namun, penyimpanan dan keamanan menjadi tantangan. Anda bisa menyimpan emas di brankas rumah, safe deposit box di bank, atau jasa penyimpanan profesional. Perhatikan juga biaya asuransi dan spread harga antara harga beli dan jual.
2. Emas Digital
Alternatif yang lebih praktis bagi investor modern adalah emas digital, yang dapat dibeli dan dijual secara online tanpa perlu menyimpan emas fisik. Di Indonesia, emas digital tersedia melalui:
Platform fintech dan e-commerce seperti Tokopedia Emas, Shopee Emas, dan Pegadaian Digital.
Aplikasi investasi emas seperti Bareksa Emas dan Treasury, yang memungkinkan pembelian emas dalam jumlah kecil, bahkan mulai dari Rp5.000.
Emas digital menawarkan fleksibilitas tinggi dan kemudahan transaksi, namun tetap perlu memperhatikan regulasi serta kredibilitas platform penyedia. Pastikan memilih platform yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjamin keamanan investasi Anda.
3. Reksa Dana atau ETF Emas
Jika Anda ingin berinvestasi emas tanpa harus membeli emas fisik, Anda bisa mempertimbangkan:
Reksa Dana Emas – Dikelola oleh manajer investasi dan biasanya berisi saham perusahaan tambang emas atau kontrak emas berjangka.
Exchange-Traded Fund (ETF) Emas – Diperdagangkan di bursa efek dan merefleksikan harga emas secara real-time.
Investasi ini lebih cocok bagi mereka yang sudah terbiasa dengan pasar saham dan ingin mendapatkan eksposur terhadap emas tanpa harus menyimpan fisiknya.
Baca juga: 8 Tips Keuangan untuk Gen Z
4. Kontrak Berjangka Emas (Gold Futures)
Untuk investor yang lebih berpengalaman dan mencari keuntungan dari pergerakan harga emas, kontrak berjangka emas bisa menjadi opsi. Namun, jenis investasi ini memiliki risiko tinggi karena harga emas bisa berfluktuasi secara drastis dalam jangka pendek. Sebelum terjun ke pasar ini, pastikan Anda memahami mekanisme perdagangan berjangka dan memiliki toleransi risiko yang cukup tinggi.
Investasi emas adalah cara yang baik untuk diversifikasi portofolio, terutama sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi. Namun, penting untuk memahami tujuan investasi Anda dan memilih instrumen yang paling sesuai.
Bagi pemula, disarankan untuk memulai dengan platform investasi emas digital yang menawarkan kemudahan transaksi dan modal awal yang terjangkau. Jika Anda lebih berpengalaman, ETF emas atau kontrak berjangka bisa memberikan peluang lebih besar.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, selalu perbarui informasi terkait harga emas dan platform investasi yang Anda gunakan. Konsultasikan dengan penasihat keuangan untuk menentukan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan finansial Anda.
Silahkan kunjungi website kami di sini untuk lebih banyak artikel tentang keuangan.