Harga emas mencapai level tertinggi dalam hampir seminggu pada perdagangan di hari Senin (19/02/2024). Dorongan kenaikan karena dolar AS sedikit melemah dan konflik di Timur Tengah memanas sehingga mendukung daya tarik emas sebagai asset safe-haven.
Harga minyak berjangka AS turun karena The Fed isyaratkan belum akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat ini. Potensi penguatan Dolar AS bersama dengan kenaikan pasokan membuat harga minyak dalam tekanan pada perdagangan di hari Rabu (28/02/2024).
Minyak mentah berjangka Brent ditutup 3 sen lebih tinggi, atau naik 0,04% menjadi $83,68 per barel. West Texas Intermediate futures (WTI) AS ditutup 33 sen lebih rendah, atau turun 0,42% pada $78,54. Kedua jenis minyak tersebut telah turun $1 pada perdagangan sebelumnya.
Sebagaimana dilaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 4,2 juta barel pada pekan lalu, menurut Badan Informasi Energi (EIA), melampaui ekspektasi para analis sebesar 2,74 juta barel. Stok telah meningkat selama lima minggu berturut-turut karena penghentian kilang yang tidak direncanakan menyusul badai musim dingin di bulan Januari, serta rencana perbaikan pabrik.
Tingkat pemanfaatan kilang di AS naik tipis 0,9 poin persentase pada minggu lalu menjadi 81,5% dari total kapasitas, namun berada di bawah rata-rata musiman 10 tahun. Kilang-kilang telah beroperasi di bawah tingkat pemanfaatan 83% selama sebulan terakhir, yang merupakan rekor terpanjang dalam hampir tiga tahun.
Para pengilang minyak masih banyak yang absen, dan tidak melakukan upaya nyata untuk segera keluar dari penutupan yang terjadi setelah cuaca dingin. Diyakini bahwa kedepan pasokan akan mengalami penurunan besar. Pemadaman yang sedang berlangsung di kilang Whiting milik BP yang berkapasitas 435.000 barel per hari di Indiana, pabrik terbesar di Midwest, juga telah mengurangi tingkat stok bahan bakar.
Menurut data EIA disebutkan bahwa stok bensin pada gilirannya turun selama empat minggu berturut-turut ke level terendah dalam dua bulan di 244,2 juta barel dan sekitar 2% di bawah rata-rata lima tahun untuk sepanjang tahun ini. Jika tren ini berlanjut selama enam hingga delapan minggu ke depan, sehingga bisa melihat persediaan bensin semakin menipis seiring memasuki musim mengemudi.
Laporan lain pada hari Selasa menyatakan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia (OPEC+) akan mempertimbangkan untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga kuartal kedua kemungkinan memberikan dasar bagi penurunan harga.
Disisi lain, konflik di Timur Tengah mungkin memberikan dukungan, setelah Hamas menyerukan warga Palestina untuk berbaris ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada awal Ramadhan, meningkatkan pertaruhan dalam negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung di Gaza, sebagaimana yang diharapkan oleh Presiden AS Joe Biden akan terjadi pada saat itu. Namun, tanda-tanda bahwa suku bunga di negara dengan perekonomian terbesar di dunia akan tetap tinggi mengimbangi potensi kenaikan.
Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams mengatakan bahwa, meskipun tekanan inflasi telah surut ke tingkat yang signifikan, dia belum siap untuk mengatakan bahwa bank sentral telah melakukan semua yang perlu dilakukan untuk mengembalikan inflasi ke target The Fed sebesar 2%.
Komentar Williams sejalan dengan sinyal Gubernur Fed Michelle Bowman pada hari Selasa – bahwa dia tidak terburu-buru menurunkan suku bunga AS, mengingat risiko inflasi yang berkelanjutan. Suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan minyak.
Para pelaku pasar minyak akan mencari arah yang lebih jelas dari indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS bulan Januari yang dirilis pada hari Kamis, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed dan merupakan faktor kunci dalam keputusan suku bunga. Jika angka PCE AS dilaporkan di atas ekspektasi, harga minyak mungkin akan mencapai puncak sementara.
Published at
Harga emas mencapai level tertinggi dalam hampir seminggu pada perdagangan di hari Senin (19/02/2024). Dorongan kenaikan karena dolar AS sedikit melemah dan konflik di Timur Tengah memanas sehingga mendukung daya tarik emas sebagai asset safe-haven.
ESANDAR – Pertumbuhan industri jasa AS semakin melambat pada bulan Maret, sementara harga yang dibayar oleh dunia usaha untuk modal turun ke level terendah dalam empat tahun terakhir, yang menjadi pertanda baik bagi prospek inflasi. Institute for Supply Management (ISM) mengatakan pada hari Rabu (03/04/2024) bahwa PMI non-manufaktur turun menjadi 51,4 bulan lalu dari 52,6 pada […]
ESANDAR – Harga emas naik tipis saat mengawali perdagangan pada hari Kamis (16/05/2024) di sesi Asia. Gerak naik ini didukung oleh pelemahan dolar dan penurunan imbal hasil Treasury setelah data mengisyaratkan penurunan inflasi AS, memperkuat spekulasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
ESANDAR – Harga emas melemah pada perdagangan di hari Rabu (12/06/2024), terbebani oleh penguatan dolar, karena investor menunggu data utama inflasi AS dan proyeksi terbaru suku bunga Federal Reserve yang akan dirilis hari ini. Pada perdagangan di pasar spot, harga emas turun 0,2% menjadi $2,311.80 per ounce, pada 01.28 GMT. Sementara dalam perdagangan di bursa […]
ESANDAR – Saham-saham AS ditutup lebih tinggi pada perdagangan di hari Selasa (23/04/2024) menyusul pendapatan positif dari perusahaan-perusahaan papan atas dan karena investor fokus pada hasil kuartalan dari Magnificent Seven dan saham-saham dengan pertumbuhan megacap lainnya.
Perdagangan Berjangka Komoditi BAPPEBTI:
No 86/BAPPEBTI/SP - PN/12/2014
Bursa Berjangka JFX:
SPAB-070/BBJ/05/04
Kliring Berjangka Indonesia:
26/AK-KBI/PB/111/2015
Sistem Perdagangan Alternatif:
1164/BAPPEBTI/SP/5/2007
Pialang Berjangka Penerimaan Nasabah Elektronik On-Line BAPPEBTI:
No 30/BAPPEBTI/KEP-PBK/10/2014
Copyright © EsaFX
8120106860676
AGUNG PODOMORO LAND (APL) TOWER LT.36 UNIT T 7, JL. LETJEN S. PARMAN KAV.28, Desa/Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kec. Grogol Petamburan, Kota Adm. Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Jakarta 11470, Indonesia.
The information on this website is provided for informational purposes only and is not intended to be a substitute for professional financial or investment advice. We make no representations or warranties, either express or implied, as to the accuracy, reliability, completeness, suitability or availability of the information contained on this website or any linked sites. Any reliance you place on such information is strictly at your own risk. PT EAB is not liable for any loss or damage arising from your use of or reliance on any information on this website or linked sites.
PT EAB website information is not intended to target residents of British Columbia, Quebec and Saskatchewan, the Democratic People's Republic of Korea (North Korea), Iran, the United States of America, and Hong Kong; and not to send or use the information to persons in countries or jurisdictions where publication or use of this information violates local laws and regulations. PT EAB cooperates with Alternative Trading System Participating Brokers from Indonesia under the jurisdiction of BAPPEPTI.
Futures Trading and Alternative Trading Systems are complex financial products, and their use with leveraged trading attributes is likely to lead to rapid loss of capital, and you may be required to increase margin. Please understand the principles of the Futures Trading and Alternative Trading System and consider whether you can withstand this risk before entering the market. Past prices and performance of all derivative financial instruments do not guarantee or represent future trends. Such financial products are not suitable for all investors. Be sure to fully understand all potential risks before entering the market and seek independent advice when necessary.