Harga emas mencapai level tertinggi dalam hampir seminggu pada perdagangan di hari Senin (19/02/2024). Dorongan kenaikan karena dolar AS sedikit melemah dan konflik di Timur Tengah memanas sehingga mendukung daya tarik emas sebagai asset safe-haven.
Harga emas melemah di awal sesi perdagangan Asia pada Rabu (06/03/2024) dalam kemungkinan koreksi teknis setelah harga emas di bursa berjangka dapat memperpanjang reli pada hari Selasa dan menandai rekor penyelesaian sesi ketiga berturut-turut. Investor tampaknya semakin memperkirakan resesi AS pada akhir kuartal kedua dengan latar belakang inflasi perumahan dan jasa yang lebih tinggi. Hal ini dapat mendukung emas sebagai asset lindung nilai terhadap risiko dan makro.
Target kenaikan harga emas saat ini adalah $2,200 per troy ons untuk tiga bulan dan $2,300 per troy ons dalam satu semester hingga satu tahun kedepan. Harga emas di pasar spot sendiri juga turun 0,1% pada $2,126.62 per troy ons.
Kenaikan harga emas sendiri berasal dari lonjakan taruhan spekulatif dan permintaan fisik emas dari Tiongkok. Emas berjangka memperpanjang reli mereka dan menandai sesi ketiga berturut-turut pada rekor penutupan perdagangan. Namun demikian, perlu digaris bawahi bahwa saat ini terlalu dini untuk mengatakan terjadinya demam emas.
Data ekonomi AS yang lemah mengangkat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada akhir tahun ini dan berkontribusi terhadap penurunan dolar AS dan imbal hasil Treasury, sehingga meningkatkan minat investasi safe-haven pada logam mulia.
Namun, pergerakan harga emas terbaru ke rekor tertinggi baru terjadi karena lonjakan dalam pertaruhan yang spekulatif. Tidak ada demam emas di kalangan investor Barat saat ini, baik emas batangan fisik maupun di luar kontrak berjangka. Walaupun sejauh ini tidak ada tanda-tanda kelemahan permintaan fisik di Comex.
Harga emas pengiriman April naik $15,60, atau 0,7%, menjadi $2,141.90 per troy ons, dengan harga bulan depan melampaui rekor tertinggi penyelesaian hari Senin di $2,126.30. Pada basis intraday, harga belum mencapai titik tertinggi baru, dengan titik tertinggi pada hari Selasa di $2,150.50 bertahan di bawah rekor tertinggi intraday pada 4 Desember di $2,152.30.
Harga juga mencapai rekor tertinggi baru pada hari Jumat, ketika Institute for Supply Management mengatakan indeks manufakturnya turun menjadi 47,8 pada bulan Februari, menandakan kontraksi ekonomi.
Hal ini telah membantu harga emas, karena logam mulia biasanya berkinerja baik di saat ketidakpastian ekonomi dan kontraksi ekonomi lebih cenderung menyebabkan penurunan suku bunga, sehingga mengurangi biaya peluang untuk memegang emas. .
Pada hari Selasa, ISM mengatakan PMI sektor jasa turun lebih dari yang diperkirakan, menjadi 52,6% di bulan Februari dari 53,4% di bulan sebelumnya. Menyusul data tersebut, indeks ICE Dolar AS DXY turun tipis dan imbal hasil Treasury 10-tahun turun 6,9 basis poin menjadi 4,147% karena pasar menunggu kesaksian Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada pertengahan minggu dan laporan pekerjaan bulanan AS pada hari Jumat.
Para pialang kini fokus pada prospek kebijakan moneter yang lebih longgar tahun ini dari bank sentral utama dunia. Hal ini akan berdampak pada permintaan konsumen dan komersial yang lebih baik terhadap logam dan juga secara teoritis menekan indeks dolar AS dan menurunkan imbal hasil Treasury AS.
Namun, karena emas tidak menghasilkan pendapatan, harga tertinggi sepanjang masa ini bisa jadi rentan bagi bank sentral. Hal ini mungkin disebabkan oleh The Fed yang mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama untuk mencoba membatasi inflasi. Meski begitu, penurunan harga emas “tidak dijamin,”. Setiap penurunan bisa menjadi peluang bagus untuk membeli kekuatan dasar emas.
Permintaan bank sentral terhadap logam mulia secara historis tetap kuat, dan hal ini jelas membantu menaikkan harga emas karena negara-negara berdaulat lebih memilih logam mulia sebagai tempat berlindung yang aman terhadap memburuknya prospek geopolitik. Disisi lain, permintaan fisik emas dari pasar konsumen utama Tiongkok dan India juga terus “meningkat”.
Published at
Harga emas mencapai level tertinggi dalam hampir seminggu pada perdagangan di hari Senin (19/02/2024). Dorongan kenaikan karena dolar AS sedikit melemah dan konflik di Timur Tengah memanas sehingga mendukung daya tarik emas sebagai asset safe-haven.
ESANDAR – Pertumbuhan industri jasa AS semakin melambat pada bulan Maret, sementara harga yang dibayar oleh dunia usaha untuk modal turun ke level terendah dalam empat tahun terakhir, yang menjadi pertanda baik bagi prospek inflasi. Institute for Supply Management (ISM) mengatakan pada hari Rabu (03/04/2024) bahwa PMI non-manufaktur turun menjadi 51,4 bulan lalu dari 52,6 pada […]
ESANDAR – Harga emas naik tipis saat mengawali perdagangan pada hari Kamis (16/05/2024) di sesi Asia. Gerak naik ini didukung oleh pelemahan dolar dan penurunan imbal hasil Treasury setelah data mengisyaratkan penurunan inflasi AS, memperkuat spekulasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
ESANDAR – Harga emas melemah pada perdagangan di hari Rabu (12/06/2024), terbebani oleh penguatan dolar, karena investor menunggu data utama inflasi AS dan proyeksi terbaru suku bunga Federal Reserve yang akan dirilis hari ini. Pada perdagangan di pasar spot, harga emas turun 0,2% menjadi $2,311.80 per ounce, pada 01.28 GMT. Sementara dalam perdagangan di bursa […]
ESANDAR – Saham-saham AS ditutup lebih tinggi pada perdagangan di hari Selasa (23/04/2024) menyusul pendapatan positif dari perusahaan-perusahaan papan atas dan karena investor fokus pada hasil kuartalan dari Magnificent Seven dan saham-saham dengan pertumbuhan megacap lainnya.
Perdagangan Berjangka Komoditi BAPPEBTI:
No 86/BAPPEBTI/SP - PN/12/2014
Bursa Berjangka JFX:
SPAB-070/BBJ/05/04
Kliring Berjangka Indonesia:
26/AK-KBI/PB/111/2015
Sistem Perdagangan Alternatif:
1164/BAPPEBTI/SP/5/2007
Pialang Berjangka Penerimaan Nasabah Elektronik On-Line BAPPEBTI:
No 30/BAPPEBTI/KEP-PBK/10/2014
Copyright © EsaFX
8120106860676
AGUNG PODOMORO LAND (APL) TOWER LT.36 UNIT T 7, JL. LETJEN S. PARMAN KAV.28, Desa/Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kec. Grogol Petamburan, Kota Adm. Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Jakarta 11470, Indonesia.
The information on this website is provided for informational purposes only and is not intended to be a substitute for professional financial or investment advice. We make no representations or warranties, either express or implied, as to the accuracy, reliability, completeness, suitability or availability of the information contained on this website or any linked sites. Any reliance you place on such information is strictly at your own risk. PT EAB is not liable for any loss or damage arising from your use of or reliance on any information on this website or linked sites.
PT EAB website information is not intended to target residents of British Columbia, Quebec and Saskatchewan, the Democratic People's Republic of Korea (North Korea), Iran, the United States of America, and Hong Kong; and not to send or use the information to persons in countries or jurisdictions where publication or use of this information violates local laws and regulations. PT EAB cooperates with Alternative Trading System Participating Brokers from Indonesia under the jurisdiction of BAPPEPTI.
Futures Trading and Alternative Trading Systems are complex financial products, and their use with leveraged trading attributes is likely to lead to rapid loss of capital, and you may be required to increase margin. Please understand the principles of the Futures Trading and Alternative Trading System and consider whether you can withstand this risk before entering the market. Past prices and performance of all derivative financial instruments do not guarantee or represent future trends. Such financial products are not suitable for all investors. Be sure to fully understand all potential risks before entering the market and seek independent advice when necessary.